Mengenal Sosok Tino Sidin, Sang Guru Gambar yang Jadi Google Doodle Hari Ini

 

Foto:Google Doodle (Tino Sidin) /Google.com/doodles

campur.id-Sang guru gambar Tino Sidin hari ini, Rabu (25/11/2020) menjadi salah satu Google Trending dengan pencarian terbanyak. Hal itu bukan tanpa sebab, sebabnya ia menjadi karakter dalam Google Doodle hari ini.

Karakter Tino Sidin pada Google Doodle digambarkan menggunakan topi berwarna biru serta kacamata. Tak lupa, ia juga mengenakan baju berwarna cokelat dengan motif oranye.

Profil Tino Sidin dikutip dari CNBC Indonesia:

1. Tino Sidin Lahir di Sumatera Utara

Sang guru gambar ini lahir pada 25 November 1925 di Tebing Tinggi, Sumatera Utara. Ia diketahui telah gemar menggambar sejak kecil hingga akhirnya memutuskan untuk menjadi seorang pelukis.

Tino Sidin muda pun memutuskan untuk mengembangkan bakatnya dengan pergi ke Yogyakarta di tahun 1960. Ia diketahui menghadiri Akademi Seni Indonesia perintis (sekarang Institut Seni Indonesia).

2. Tino Sidin Jadi Guru Gambar di TVRI

Pada tahun 1969, Tino Sidin dipercaya menjadi guru gambar di program Gemar Menggambar TVRI Yogyakarta. Hingga akhirnya namanya semakin bersinar ketika program tersebut diangkat ke program TVRI Nasional.

Program menggambar Tino Sidin pun menjadi tontonan wajib anak usia sekolah dasar di tahun 1978-1989. Acara tersebut ditayangkan setiap Minggu sore dan memberikan kegembiraan kepada anak-anak.

"Setiap Minggu sore selama dekade berikutnya, Pak Tino memperkenalkan kesenangan dan kegembiraan menggambar kepada anak-anak yang tak terhitung jumlahnya," tulis Google Doodle.

3. Tino Sidin dan Ciri Khasnya

Ciri khas dari Tino Sidin adalah selalu berkomentar "Ya, bagus" setelah menunjukkan gambar-gambar kiriman dari pemirsa. Dikutip dari buku 'Ayah Saya Itu, Penuh Falsafah' karya Joko Sutrisno, ternyata yang dilakukan Tino Sidin dapat memberikan dampak positif kepada anak-anak.

Diketahui, kalimat positif dapat membangkitkan motivasi kepada anak-anak dari luar diri anak itu sendiri.

4. Karya Tino Sidin

Tino Sidin aktif dalam menerbitkan sejumlah buku tentang menggambar anak-anak, seperti 'Bawang Merah Bawang Putih', 'Ibu Pertiwi', dan 'Mari Menggambar'.

Selain itu, ia memiliki karya karya lukisan yang terkenal dengan nama 'Empat Anak Main (Four Children Play). Karya itu banyak memberikan inspirasi terhadap kehidupan sehari-hari dan diketahui terinspirasi dari anak Tino Sidin sendiri.

Tino Sidin meninggal dunia pada 29 Desember 1995. Untuk mengenang karyanya, di tahun 2017 dibangun Museum Taman Tino Sidin yang berdiri di kediamannya di Yogyakarta.

sumber|detik.com